Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Lampung

Diposting pada

GULAI GABIN

Gulai gabin berbahan dasar umbut  kelapa muda atau pucuk kelapa muda. Untuk membuat Gulai Gabin digunakan pucuk muda atau umbut dari pohon kelapa yang kurang produktif lagi, karena apabila diambil umbutnya maka pohon itu akan mati. Gulai Gabing dimasak santan seperti sayur lainnya yang menjadi unik dari sayur ini adalah bahan utamanya adalah pucuk daun kelapa atau umbut. Sayur Gabing atau umbut ini bercita rasa manis gurih.

SELIMPOK

Selimpok adalah panganan ringan berbahan dasar beras ketan putih yang dikukus dibungkus daun pisang, dalam cita rasa ketan putih biasa dicampur dengan pisang atau labu atau beras ketan hanya di campur gula merah, selimpok banyak terdapat di daerah Lampung Selatan.

SULAM USUS

Sejarah Singkat :

Sulam Usus adalah salah satu dari sulaman/tenunan khas daerah lampung, warisan nenek moyang. Mengapa disebut sulam usus ? karena bentuk dari sulamannya seperti usus, maka disebut dan dikenal sebagai sulam usus. Sulaman ini awalnya hanya diketahui sebagai penutup dada (bebe) yaitu perangkat dalam pakaian tradisional pengantin wanita adat Lampung.

Selain itu juga kerap dibuat sebagai taplak meja atau sarung bantal.Sulam Usus (seperti halnya juga kain tapis) pada umumnya dikerjakan oleh anak-anak gadis maupun ibu-ibu rumah tangga di kampung-kampung untuk mengisi waktu luang mereka. Semacam keterampilan yang wajib dikuasai oleh perempuan Lampung pada jaman dahulu.

Proses pembuatannya sendiri masih handmade atau kerajinan tangan. Dari sehelai kain (dasar) yang dipotong menyerong  dan dijahit menyerupai usus, setelah itu ditempelkan dan di jelujur diatas kertas yang telah dipola dan digambar motif, selanjutnya disulam perpola kemudian disambungkan, lalu dilepaskan jelujurnya dan jadilah sepotong baju nan cantik.

Dalam perkembangannya, motif sulam usus tak hanya sekedar garis-garis/lurus saja, tapi juga telah banyak kreatifitas yang cantik dan unik. Saat ini menjadi perajin sulam usus telah menjadi mata pencaharian di daerah Lampung yang dapat menyerap tenaga kerja.

Guru Budaya/Maestro :

Nama : AAN IBRAHIM, CV. Aan Ibrahim Brothers, Alamat : Kelurahan Kotabaru Kecamatan Tanjungkarang Timur

Deskripsi Singkat :

Berawal dari bebe (sejenis penutup dada) yang biasa dipakai pengantin wanita Lampung atau muli Lampung pada acara adat atau seremonial pemerintah, Aan sangat tertarik dengan keunikan sulamannya selintas seperti usus ayam. Ketika melihat penari di suatu pesta memakai bebe sulam usus, timbul inspirasi untuk membuat baju dari sulaman usus.

Hal pertama yang timbul dari benak Aan adalah menggantikan kebaya berukat yang dipakai pengantin wanita Lampung, menjadi kebaya sulaman usus.  Setelah cukup lama berekperimen, akhirnya Aan mendapatkan suatu format untuk membuat kebaya sulam usus.

Aan Ibrahim lah yang mempopulerkan kerajinan sulam usus ini sekitar tahun 1995, ia berpikir sulam usus pasti bisa diaplikasikan menjadi sesuatu yang lebih baik lagi, berdaya guna dan bernilai jual tinggi. Setahun kemudian Aan mulai memamerkan baju-baju sulam usus pada fashion show di Jakarta.

Dalam show di hotel Borobudur, baju-baju sulam usus Aan Ibrahim dikira produk bordir. Menurut Aan Ibrahim dengan terus memproduksi dan melakukan inovasi secara berkala, itu sudah merupakan bagian dari pelestarian itu sendiri, dengan sendirinya berkembang melalui proses belajar yang dilakukan terus menerus.

SERUIT

Sejarah Singkat :

Seruit adalah semacam sambal hasil perpaduan antara tempoyak durian, sambal terasi dan pindang ikan ditambah sedikit air jeruk. Masyarakat menyebutnya dengan sebutan nyeruit (makan bersama-sama teman, saudara atau keluarga). Filosofi dari kata-kata nyeruit, itu berarti suata ajakan yang memiliki nilai kebersamaan yang kuat dengan keluarga, teman-teman atau saudara sehingga akan terasa lebih dekat.

Itu semua diturunkan dari nenek moyang hingga kini ke generasi penerusnya pun masih tetap menjadikannya suatu tradisi yang sangat melekat pada masyarakat setempat.Diawali dari kesukaan warga masyarakat Lampung pada umumnya, yang menginginkan selalu tersaji makanan segar, pedas, dan ada lalapannya ketika makan. Lahirlah makanan seruit yang secara turun temurun selalu hadir dalam satu tradisi makan bersama. Rasanya belum lengkap apabila makan tidak dengan sambal seruit.

Bahan-bahan untuk membuat seruit adalah sambal terasi yang sudah jadi, tempoyak durian, pindang ikan, dan sedikit air. Proses pembuatannya pun sangat mudah dan cepat. Diawali dengan menyiapkan sebuah mangkuk, memasukan sambal terasi yang sudah jadi ke dalam mangkuk sebanyak tiga sampai empat sendok makan, dua sendok makan tempoyak durian, daging pindang ikan, dan sedikit air. Kalau ingin lebih terasa segar maka diberi sedikit air jeruk.

Semua bahan diaduk-aduk dengan tangan hingga tercampur.Rasa seruit memang sedikit aneh bagi yang baru mencobanya, ada rasa asin-asin, pedas, dan asam-asam segar juga rasa gurih dari pindang ikan. Seruit lebih cocok dimakan dengan lalapan, baik mentah maupun matang, seperti daun singkong yang telah direbus, labu yang telah direbus, jengkol, jinal (semacam kunyit tetapi ini warnanya putih dan rasanya segar seperti mangga kuweni muda), terong bulat kecil, bekasem petai, julang-jaling (semacam jengkol  tetapi ukurannya kotak kecil, berbau, dan rasa hampir sama seperti jengkol atau jering), dan daun mangga muda. Seruit dimakan sebagai teman nasi, terutama dengan nasi hangat agar lebih bersemangat dan nikmat.

Deskripsi Singkat :

Seruit adalah media silaturahmi dengan kuliner sebagai sarana berkumpul. Seruit adalah sejenis sambal yang dipadukan dengan ikan pindang,ikan goreng atau bakar disatukan dengan tangan, dapat ditambahkan dengan terong bakar, kupasan isi mentimun, durian fermentasi (tempoyak), kuwah pindang dan perasan jeruk nipis. Dimakan beramai-ramai menggunakan nasi dan lalapan mentah atau lalapan rebusan .Filosofi kebersamaanlah yang tergambar dari kuliner seruit atau nyeruit.

SEKURA CAKAH BUAH

Sejarah Singkat :

Pesta Budaya Sekura adalah pesta budaya tradisional yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri biasanya mulai dari 1 Syawal sampai 6 atau 7 Syawal setiap hari bergantian dari Pekon ke Pekon yang lain. Pesta Budaya Sekura dalam pandangan secara umum kegiatan ini hampir sama dengan pentas teater luar ruang dengan pelaku adalah masyarakat, dimana gambaran kegiatan budaya ini adalah identik dengan kemenangan, kebebasan dan kegembiraan sebagai ungkapan jiwa manusia untuk berkreasi dan berexpresi.

Sekura dalam kebudayaan ini artinya topeng/penutup wajah atau merubah penampilan yang menggambarkan berbagai bentuk sifat dimuka bumi ini tapi dalam pesta sekura ini penggambaraanya adalah suasanya kegembiraan dan kebebasan berkreasi dalam kebersamaan berkelompok.

Pesta budaya sekura secara definisi merupakan perayaan atau ungkapan kegembiraan masyarkat secara bersama-sama dengan bertopeng (menutup wajah) dan merubah penampilan sedemikian rupa yang sifatnya menghibur serta bertujuan utama bersilaturahmi yang berpuncak pada panjat pinang secara berkelompok dengan sistim beguai jejama (gotong royong).

Sekura secara teknis dibagi 2 kelompok :

SEKURA BETIK(helau) : penampilannya helau (indah) lucu, bersih dan sifatnya sebagai penghibur, dengan menggunakan kacamata gelap dan semua kostum dari kain panjang dan biasanya penutup kepala menggunakan selindang miwang (kain khas sebutan masyarakat Lampung Barat),

kemudian pinggangnya juga dipenuhi gantungan kain panjang, banyak atau sedikitnya kain panjang yang dipakai seseorang atau kelompok orang yang sedang bersekura menunjukkan banyak atau sedikitnya Muli yang jadi pengikutnya (dalam Kebotnya/kelompoknya) karena kain kain panjang yang dipakai sekura tersebut dulunya adalah hasil pinjaman dari muli-muli yang ada dalam Jukku/Kebot adatnya.

Sekura betik lebih mengarah pada menghibur penonton dengan tingkah mereka yang bebas berekpresi, sekura betik tidak berhak mengikuti panjat pinang, hanya sebagai penggembira.

SEKURA KAMAK(kotor) : memiliki penampilan yang kotor, bisa disebut juga sebagai ”Sekura Cakak”. Kamak (kotor) adalah ciri sekura ini yaitu memakai topeng dari bahan kayu atau dari bahan-bahan alami (tumbuh-tumbuhan) dan atau terbuat dari bahan-bahan yang jelek/bekas yang membaluri tubuh mereka yang akan menjadikan penampilannya menjadi lebih unik dan kotor dengan pakaian aneh dan lucu. Sekura Kamak berhak memanjat pinang yang telah ditentukan, untuk bersaing dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai puncak dan menjadi pemenang.

Guru Budaya/Maestro :

NAMA : ANTHON CABARA MA’AS

ALAMAT        : Pekon Canggu Batu Brak Lampung Barat

No.mobile        : 082373730535

NAMA : DUARSAH

ALAMAT        : Pekon Canggu Batu Brak Lampung Barat

No.mobile        : 085769495934

Deskripsi Singkat :

Salah satu bentuk kebudayaan yang dihasilkan masyarakat Lampung adalah “Sakura”, yaitu pesta topeng yang dilaksanakan setiap Idul Fitri oleh masyarakat Lampung Barat, khususnya di wilayah Skala Brak, Liwa Kabupaten Lampung Barat. Menurut penelitian yang dilakukan I Wayan Mustika, kata “Sakura” berasal dari kata “Sakukha” yang berarti penutup muka atau penutup wajah. Perubahan kata “sakukha” menjadi “sakura” lebih karena mengikuti perkembangan tata bahasa Indonesia secara umum, agar masyarakat Lampung lokal maupun pendatang dapat dengan mudah mengucapkannya.SEKURA adalah satu dari sekian bentuk/hasil kebudayaan kuno di Lampung, menilik nukilan-nukilan inskripsi arkeologi, Sekura telah diwariskan oleh para leluhur orang Lampung ketika negara-negara tradisional yang tercatat dalam sejarah belum lagi lahir. Kita kemudian mahfum. Ketika negara-negara tradisional itu runtuh dan berganti dengan negara baru, kebudayaan sekura masih terus bertahan dan menyebar menyatu dengan jiwa masyarakat. Bahkan ketika hasrat membentuk Negara Bangsa yang bernama Indonesia, tidak lagi bisa dibendung, sekura masih terus bertahan dan melanjutkan eksistensinya.

Sedikit di ilustrasikan tentang Pesta Budaya Sekura, Sekura dalam kebudayaan ini artinya topeng/penutup wajah (menutup wajah) atau merubah penampilan yang menggambarkan berbagai bentuk sifat dimuka bumi ini tapi dalam pesta sekura ini penggambarannya adalah suasana kegembiraan dan kebebasan berkreasi dan berekspresi dalam kebersamaan, berkelompok.

Pesta Budaya Sekura adalah Pesta Budaya Tradisional yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri biasanya mulai dari 1 Syawal sampai 6 atau 7 Syawal setiap hari bergantian dari Pekon(desa) ke Pekon yang lain.

Pesta Budaya Sekura dalam pandangan secara umum kegiatan ini hampir sama dengan pentas theatre luar ruang dengan pelaku adalah masyarakat, dimana gambaran kegiatan budaya ini adalah identik dengan kemenangan, kebebasan dan kegembiraan sebagai ungkapan jiwa manusia untuk berkreasi dan berekspresi.

GULAI TABOH

Sejarah Singkat :

Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki hasil laut dan perkebunan yang melimpah. Sektor perkebunan selain penghasil damar juga kelapa dan sektor pertanian banyak menghasilkan bermacam-macam ikan laut. Karena itulah penduduk di sini banyak memanfaatkan kelapa dan ikan laut sebagai bahan masakan sehari hari, salah satunya adalah Gulai Taboh.

Gulai Taboh merupakan santan yang dimasak dengan aneka isian yang beragam mulai dari ikan, udang, kacang-kacangan hingga tangkil (buah melinjo). Aneka isian dalam Gulai Taboh bisa divariasikan dengan aneka sayuran lainnya seperti labu kuning, ubi jalar ataupun aneka sayuran yang bisa cocok untuk dimasak dengan santan. Gulai Taboh menjadi menu wajib dalam setiap upacara-upacara adat masyarakat Lampung. Maka tak mengherankan jika menu yang satu ini menjadi menu andalan dari setiap perhelatan akbar.

Guru Budaya/Maestro :

Ny. Samsi Badaruddin

Deskripsi Singkat :

Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki hasil laut dan perkebunan yang melimpah. Sektor perkebunan selain penghasil damar juga kelapa dan sektor pertanian banyak menghasilkan bermacam-macam ikan laut. Karena itulah penduduk di sini banyak memanfaatkan kelapa dan ikan laut sebagai bahan masakan sehari hari, salah satunya adalah Gulai Taboh.

Gulai Taboh merupakan santan yang dimasak dengan aneka isian yang beragam mulai dari ikan, udang, kacang-kacangan hingga tangkil (buah melinjo). Aneka isian dalam Gulai Taboh bisa divariasikan dengan aneka sayuran lainnya seperti labu kuning, ubi jalar ataupun aneka sayuran yang bisa cocok untuk dimasak dengan santan. Gulai Taboh menjadi menu wajib dalam setiap upacara-upacara adat masyarakat Lampung. Maka tak mengherankan jika menu yang satu ini menjadi menu andalan dari setiap perhelatan akbar.

CAKAK PEPADUN

 

Sejarah Singkat :

Cakak Pepadun(Naik Pepadun) adalah peristiwa pelantik penyimbang menurut adat istiadat masyarakat Lampung Pepadun, pepadun adalah suatu benda berupa bangku atau kursi yang terbuat dari bahan kayu yang merupakan lambang dari tingkat kedudukan dalam masyarakat, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan upacara perkawinan.

Upacara Gawi dapat dilakukan ditempat pria atau wanita, didahului dengan bertemunya dua penyeimbang dari kedua belah pihak untuk melakukan musyawarah dan persiapan selanjutnya, dalam upacara prosesi Cakak Pepadun dimulai dari yang disebut ngakuk maju(mengambil mempelai wanita) dilanjut dengan begawi turun diwai atau Cakak Pepadun, tahapan utama adalah yang disebut dengan upacara Merwatin atau musyawarah adat dilanjutkan dengan peserahan sigeh (tempat sirih) yang berisi galang siri atau uang sidang upacara ini disertai dengan upacara pemotongan kerbau untuk menjamu para penyimbang.

Lalu diikuti dengan tahapan arak-arakan penyimbang dari pihak pria ketempat mempelai wanita diiringi dengan kesenian pencaksilat serta tabuhan dan diiringi dengan tembakan, masing-masing juru bicara berdialog dan menyerahkan barang bawaan dari pihak mempelai pria. Tahapan berikutnya adalah musek(menyuapi kedua mempelai) hingga tahapan akhir Tari Cangget hingga Cakak Pepadun calon penyimbang didudukan di singga sana.

Deskripsi Singkat :

Upacara Cakak Pepadun adalah upacara pemberian gelar untuk adat pepadun. Gelar adat Lampung di anataranya ialah: Suttan, Raja,  Pangeran, Dalom, dll.

Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam upacara Cakak Pepadun

1. Ngurau (ngundang)

Siapa saja yang akan melaksanakan upacara adat sedapatnya mengumpulkan masyarakat adat (Peghwatin). Peghwatin akan menyuruh yang punya hajat dan masyarakat kampung lain.

2. Ngepandai (Mandai)

Mereka yang sudah diberi tahu tentang upacara ini, dapat datang untuk menemui nyimah dan dengan yang punya hajat. Dalam kesempatan ini banyak orang yang memiliki dan peghwatin yang diundang itu.

3. Pumpung

Peghwatin yang diundang itu akan membahas acara dan menetapkan tata cara upacara adat yang akan dilaksanakan. Hasil keputusan dari pumping bersifat untuk meningkatkan para peghwatin untuk ikut aktif menyukseskan acara itu. Peraturan yang dihasilkan dari pumping menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan.

4. Anjau-anjauan

Sanak saudara yang sudah diberi tahu tentang upacara adat ini, mereka dapat hadir dan bersilaturahmi juga turut membantu.

5. Canggot

Canggot adalah prosesi adat yang melibatkan pemuda pemudi atau bujang gadis, berupa tari-tarian adat, dilaksanakan sore hari di sessat (rumah adat)

6. Mesol Kibau

Kibau (Kerbau) merupakan binatang yang menjadi lambing kemegahan/ kemakmuran masyarakat adat. Kerbau itu menjadi penentu dana di dalam pelaksanaan prosesi adat Lampung Pepadun. Banyaknya kerbau yang dipotong tergantung dari keputusan pumpung .

Kerbau dipotong setelah acara canggot. Daging kerbau yang sudah dipotong dibagikan ke peghwatin, kepala dari beberapa kampung, marga, sumbai, bujang gadis, kepala tiyuh, penyimbang tiyuh, dan penghulu tiyuh.

7. Cakak Pepadun

Setiap masyarakat Lampung pepadun yang sudah melaksanakan tahapan-tahapan prosesi adat, mulai dari selamatan/ syukuran ( ruyang-ruyang), sunatan/ khitanan, tindik telinga dan meratakan gigi ( seghak sepei), upacara adat, tarian dan arakan bujang gadis ( canggot agung sumbai muli meghanai), peresmian pernikahan secara adat (ngughuk kebayan), mengenal tempat mandi (tughun mandi), ganti nama sementara (ngini ghik ngamai adok), dan puncak upacara adat adalah cakak pepadun.

Cakak Pepadun merupakan puncak dari acara yang harus dilaksanakan untuk member informasi tentang pemegang tanggung jawab dan yang memiliki hak adat kepada masyarakat. Mereka yang telah melalui cakak pepadun, bergelar Suttan, gelar yang paling tinggi dalam masyarakat adat pepadun. Mereka yang bergelar suttan wajib menjadi contoh teladan, berbudi pekerti baik, tokoh masyarakat, tokoh yang menjadi panutan di lingkungan masyarakat dan lingkungan desa sehari-hari.

PEKHOS MASIN

Deskripsi singkat :

Peros Masin adalah masakan gulai ikan tanpa santan. Ikanny biasanya adalah ikan mujair karena lebih cocok untuk peros masin, walaupun ikan mas dan ikan laut seperti tuhu juga bisa. Bahanny  bumbu lengkap laos, kunyit, jahe, bawang, tomat.Bumbu-bumbu tersebut terlebih dulu direbus, setelah bumbunya masak baru dimasukan ikan mujairnya. Peros masin adalah salah satu gulai masakan kesukaan masyarakat Liwa dan sekitarnya.

KAIN MADUARO

Deskripsi singkat :

Maduaro merupakan jenis kain sulam dari Provinsi Lampung berupa selendang penutup kepala masyarakat Menggala. Pengaruh kain Maduaro di Lampung pada mulanya dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang menunaikan ibadah haji di Mekkah pada abad ke-18. Selain itu para pedangang Gujarat India juga menjual kain sejenis kepada masyarakat Menggala, sehingga moti-motif yang berkembang di Menggala dipengaruhi motif dari Hindustan.Selanjutnya masyarakat Menggala mengembangkan kain Maduaro.

Selain sebagai tutup kepala dikembangkan juga sebagai Kawai Rajo (Pakaian kebesaran para Penyimbang) pada upacara adat. Pada tahun 1830, Muslimah Nahdatul Ulama di daerah Menggala mendirikan organisasi khusus untuk wanita bernama Fatimi’ah yang bergerak dibidang pembuatan kain khas Lampung seperti Tapis, Songket, Mantok (tenun) termasuk Tuguk Maduaro, Baju Sadariyah dan Tarkidah serta Ngerenda dan Sulam Bubut yang berpusat di Al Hidayah Strat III kampung Menggala.

Para wanita Menggala membuat kain sebagai Sesan untuk dibawa pada saat pernikahan mereka, salah satunya berupa Maduaro yang dibuat dari Benang Selingkang yang didatangkan dari India. Pada periode berikutnya kegiatan menyulam kain Maduaro menjadi kebiasaan para gadis di daerah Menggala untuk mempersiapkan sebagai Sesan. Dalam perkembangannya kain Maduaro mulai dibawa keluar oleh orang Menggala untuk membina para gadis dalam mengembangkan kerajinan menylam di Way Lima dan Talang Padang.

Guru Budaya/Maestro :

ERNA SUUD

IKAN PANDAP

Deskripsi Singkat :

Pandap adalah makanan/masakan khas tradisional Krui, Pesisir Barat yang berakar sejak zaman nenek moyang. Sampai kini Pandap masih populer di Pesisir Barat, hampir setiap hari banyak dijumpai penjaja pandap keliling. Pandap sering sekali menjadi makanan favorit para wisatawan dari dalam Sumatera maupun luar Sumatera seperti dari Lubuk Linggau, Jakarta dan Lampung.

Sering para pelancong wisata memburu Pandap hanya untuk dijadikan oleh-oleh saat pulang ke daerah asal mereka. Pandap juga sudah melanglang jagad seperti Malaysia dan Belgia.Pandap merupakan salah satu makanan khas yang dikenal hampir sebagian besar masyarakat Lampung.

Ternyata makanan favorit presiden RI pertama kita itu pandap (ikan pais) memang terbilang unik, tapi seperti yang dikutip dari beberapa sumber, ikan pais (pandap) memang merupakan makanan favorit Soekarno selama menjalani masa pengasingan di Bengkulu sejak 1938 hingga 1942.Pandap memiliki rasa pedas dan gurih, pandap dijadikan lauk makan nasi yang bisa meningkatkan selera makan seseorang. Disajikan dengan nasi putih hangat dengan lalapan.

ENGKAK KETAN

Deskripsi Singkat :

Engkak Ketan penganan atau juadah adalah makanan khas Lampung berbahan dasar tepung beras ketan, telur dan mentega juga santan kelapa. Rasa kue ini manis gurih berbentuk lapis-lapis yang dihasilkan dari cara memanggang kue ini. Biasanya penganan ini akan muncul dihari-hari besar dan perayaan adat budaya didaerah Lampung namun kini telah menjadi makanan sehari-hari menemani minum the atau kopi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *